Manajer Kantor DPP PKB itu menambahkan, saat ini Google PageRank situs Partai Kebangkitan Bangsa sudah PR-3. Dan, pengunjung yang online setiap saat lebih dari 100 orang. (Bar).
“Tidak penting apa pun agama atau sukumu. Kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik untuk semua orang, orang tidak pernah tanya apa agamamu” -Gus Dur-
Hal ini tampak hasil kerjasama dengan sejumlah negara yang komitmen memberi ruang peningkatan jumlah tenaga kerja di sektor formal.
Baru-baru ini Muhaimin melakukan pertemuan Bilateral dengan pejabat pemerintah Singapura. Dalam pertemuan itu disepakati sejumlah kerjasama dibidang ketenagakerjaan.
"Kita berupaya meningkatkan jumlah TKI formal di Singapura, saya sudah sampaikan bahwa pelatihan TKI formal terus kita tingkatkan kualitasnya sehingga bisa memenuhi labor standart di Singapura. Sekarang kita minta mereka membuka pasar kerja formal seluas-luasnya pada TKI kita," Ujar Menakertrans menjelaskan di sela-sela pertemuan di Singapura.
Tenaga Kerja Indonesia yang bekerja di Singapura saat ini mencapai jumlah 106.000 orang dan 83.000 diantara adalah penata laksana rumah tangga (PLRT). Mengingat perkembangan perekonomian Singapura yang terus tumbuh, Menakertrans berharap ke depan sektor formal bisa lebih besar lagi bahkan bisa melebihi sektor informal.
"Kalau sektor formal kita kembangkan, kelayakan kerja hingga upah dan perlindungannya dapat kita pastikan lebih baik lagi," tambah Menakertrans. Pihak Singapura sendiri, sebagaimana diakui oleh Menakertrans, menyatakan berminat untuk membuka pasar kerja formal lebih besar untuk TKI.
(sumber : Pusat Humas Kemenakartrans)
Dengan memohon Rahmat, Taufiq dan Maghfiroh Allah Subhanahu Wata’ala, dengan ini kami berikrar;
………………………….., ….., ……, 20….
Dari alunan takbir yang syahdu, saya mendengar banyak pengunjung yang menambah kalimat tahlil sambil menangis, Laa ilaaha illallah,Muhammadurrasulullah, Gus Dur waliyullaah,”Tidak ada Tuhan selain Allah, Muhammad adalah utusan Allah, dan Gus Dur adalah wali Allah”. Meski banyak yang tidak percaya, banyak juga yang percaya bahwa Gus Dur adalah seorang wali, yakni, manusia yang oleh Allah diberi kemampuan khusus untuk mengetahui dan mengantisipasi hal-hal yang belum terjadi.
Ada yang menyebut Gus Dur mempunyai indera keenam. Gus Dur sendiri tertawa dan menolak kalau dirinya disebut wali. “Tak usah percaya kalau saya wali, saya hanya wali murid,” tuturnya sambil tertawa.
Sebenarnya, mereka yang memercayai itu tidak dapat disalahkan. Di dalam Islam memang ada manusia khusus yang disebut wali dengan kemampuan yang luar biasa. Dalam perjalanan hidup dan perilaku Gus Dur juga ada hal-hal aneh yang kadang kala tak masuk akal, tetapi kerap kali terjadi.
Sebutlah sebagai contoh tentang pernyataan-pernyataan bahwa dia akan menjadi presiden. Ini bukan hanya disaksikan orang-orang NU, juga oleh orang nonmuslim, seperti Marsillam Simanjuntak dan Irwan David, yang pernah bercerita langsung kepada saya. Ketika sama-sama menjadi menteri di era pemerintahan Gus Dur, Marsillam Simanjuntak pernah bercerita kepada saya bahwa jauh sebelum menjadi presiden, Gus Dur sudah menceritakan adanya pesan gaib bahwa dia akan menjadi presiden.
Marsillam bercerita bahwa pada suatu hari rapat Forum Demokrasi (Fordem) meminta Gus Dur mundur atau berhenti sebagai ketua. Alasannya, Gus Dur terlalu sibuk sehingga tak sempat mengurus Fordem dengan benar. Sumber lain menyebutkan bahwa saat itu Gus Dur diminta mundur karena pernah mempromosikan Tutut sebagai calon pemimpin masa depan. Atas permintaan mundur itu, Marsillam menuturkan, Gus Dur menanggapi dan menerima dengan enteng sambil mengatakan bahwa yang lebih pantas memimpin Fordem memang orang tekun dan teliti seperti Marsillam.
“Saya sendiri sudah sangat sibuk. Kata Mbah Hasyim, saya akan segera jadi presiden,” demikian Gus Dur menjawab tanpa beban. Mbah Hasyim adalah Kyai Hasyim Asy’ari, kakek Gus Dur yang dikenal sebagai pendiri NU. Reaksi orang-orang Fordem atas tanggapan Gus Dur itu beragam. Ada yang tertawa karena menganggap Gus Dur sedang melucu seperti biasanya, ada yang tertawa mengejek, dan ada yang terharu karena menganggap Gus Dur sudah tak waras.Ternyata, Gus Dur benar-benar menjadi presiden.
“Sebagai orang Kristen, saya tak percaya hal-hal begitu, tapi nyatanya Mas Dur benar-benar jadi presiden,” ujar Marsillam kepada saya. Irwan David, mantan anggota TNI yang kini menjadi pengusaha ekspor-impor mebel dan berdomisili di Bandung, pernah menceritakan hal yang sama kepada saya. Kawan dekat Gus Dur yang beragama Katolik ini bercerita bahwa pada pertengahan tahun 1998 Gus Dur mengatakan akan menjadi presiden. Waktu itu, Irwan tak percaya dan menganggapnya ngelantur, tetapi untuk menjaga perasaan temannya itu Irwan menjawab, “Ya, mudah-mudahan, Gus.
”Ternyata, pada 1999, Gus Dur benar-benar menjadi presiden dan Irwan David diundang untuk ngobrol-ngobroldi istana. “Bagi kami, orang Katolik, Gus Dur itu seperti santo yang oleh orang Islam disebut wali,“ tandasnya.
Saat menjadi Presiden pun kalau mau bersikap atau mengambil keputusan Gus Dur sering merujuk isyarat-isyarat gaib.Tentu saja hal itu tak diungkapkan dalam rapat kabinet melainkan tercermin dari pernyataan dan langkah-langkah nyatanya. Kalau ngobrol dengan saya, Gus Dur sering bercerita bahwa “Tadi malam saya ditemui Mbah Mahdum,”atau “Mbah Hasyim berpesan begini…” Mbah Mahdum adalah nama asli Sunan Bonang.
Saya berkesimpulan bahwa meskipun menolak dirinya disebut wali, Gus Dur percaya pada kegaiban-kegaiban dan tak jarang perilakunya dipengaruhi apa yang kita sebut sebagai “pesan gaib.”Dalam konteks inilah saya paham mengapa Gus Dur sering berkunjung ke kuburan-kuburan,terutama kuburan- kuburan tokoh-tokoh besar masa lalu, seperti Sunan Bonang, Pangeran Jayakarta,Sunan Ampel, dan (tentu saja) kuburan ayahanda dan kakek-kakeknya yang merupakan para pendiri NU. Meski begitu, tidak mudah untuk memahami, ukuran dan jenis kegaiban macam apa yang dianut atau dihayati Gus Dur.
Sebab, adakalanya Gus Dur menolak atau menertawai pesan-pesan gaib yang disampaikan orang kepadanya. Ini saya alami sendiri. Pada awal 2001, sebagai Menteri Pertahanan, saya diundang untuk berceramah di pondok pesantren yang diasuh keluarga KH Said Aqil Siradj di Cirebon. Sebelum ceramah dimulai para kiai mengajak saya untuk berbicara khusus di sebuah ruangan. Para kiai bertanya, apa betul Gus Dur akan berkunjung ke Mesir. Saya jawab bahwa Gus Dur memang akan berkunjung ke tujuh negara di Afrika dan Timur Tengah, termasuk Mesir, dan saya akan ikut dalam rombongan Presiden.
Para kiai itu berpesan agar Gus Dur mengurungkan dulu niatnya berkunjung ke Mesir. Sebab, kata para kiai itu, banyak presiden yang jatuh dari jabatannya setelah berkunjung ke Mesir. Para kiai itu lantas menyebut nama Presiden Soekarno, Presiden Soeharto, dan Presiden Habibie yang jatuh dari jabatannya tak lama setelah pulang dari Mesir. Ketika pesan para Kyai itu saya sampaikan kepada Gus Dur, ternyata Gus Dur tak menganggapnya serius. Gus Dur bilang bahwa dia tak bisa membatalkan kunjungan ke Mesir karena sudah dijadwalkan sejak lama secara kenegaraan oleh kedua negara.
Lagipula, apa hubungan antara berkunjung ke Mesir dan kejatuhan jabatan Presiden? “Tak masuk akal, masak berkunjung ke Mesir hanya tiga hari bisa jatuh dari jabatan presiden, padahal Husni Mubarak tinggal di Mesir dan menjadi presiden di sana lebih dari 20 tahun, tak jatuh-jatuh juga," papar Gus Dur sambil tertawa lebar. Tak lama setelah pulang dari Mesir, Gus Dur memang lengser keprabon. Percaya? (*)
(seputar-indonesia.com)